PENDAHULUAN
Selain sebagai pengisi nilai mata pelajaran Pkn, karya tulis ini juga kami buat dengan alasan sebagai referensi kami tentang pemilu di Indonesia dan di India. Tujuan pembuatan karya tulis ini sebagai upaya untuk cerminan pemerintah dalam menentukan dua sosok pemimpin (presiden dan wakil presiden) sebagai pasangan yang bekerja sama secara sinergi menjadi satu kekuatan untuk memimpin negara dan bangsanya. Selain itu kami juga ingin menumbuhkan kepedulian masyarakat tentang pemerintahan di negaranya masing-masing, karena setelah kami amati masyarakat sekarang hanya berpartisipasi dalam pemilihan umum namun mereka kurang mengetahui tentang latar belakang calon yang mereka akan pilih.
PEMILU merupakan langkah utama dalam menentukan pemimpin negara. Karena pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat, maka PEMILU hendaknya dilaksanakan di seluruh penjuru wilayah negara tersebut.
Pada dasarnya, pemerintahan di Indonesia-India tidak jauh berbeda. Contohnya yaitu, sama-sama menggunakan PEMILU sebagai cara memilih presiden-wakil presiden. Namun, perbedaan di antara kedua negara ini sangat terlihat dari pelaksanaan, proses dan pengawasan PEMILU itu sendiri.
Penyusunan materi karya tulis ini melewati proses yang panjang dan melewati perbaikan demi perbaikan pada kata dan susunannya. Sehingga dihasilkan suatu karya tulis yang materinya didasari pada fakta atau kenyataan dengan menggunakan bahasa yang lugas dan jelas, serta disajikan secara objektif.
BAB II
PEMILU INDONESIA TAHUN 2004
Tahun 2004. Untuk pertama kalinya, pemilihan dewan pemerintahan di Indonesia diadakan dengan cara “PEMILU” atau Pemilihan Umum. Cara ini di sambut meriah oleh seluruh rakyat. Karena mereka semua belum pernah tahu mengenai cara ini sebelumnya. Dipilihnya cara Pemilu ini ialah tidak lain karena unutk menegakkan keadilan. Selain itu, cara ini membuat seluruh rakyat mempunyai andil dalam pemilihan dewan-dewan negara kareana mereka dapat memilih langsung. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pun tidak terpisah. Pada Pemilu tahun 2004 direncanakan ada sekitar 500.000 tempat pemilihan suara (TPS) di seluruh Indonesia yang meliputi 32 Propinsi , 416 kota/kabupaten , dan 4983 kecamatan. Dengan jumlah pemilih sekitar 135 juta pemilih. Pemilu 2004 akan menjadi tonggak sejarah bangsa dan Republik Indonesia karena pada pemilu kali ini akan dipilih presiden secara langsung oleh rakyat selain pemilihan anggota DPR/DPRD/DPD.
Pemilu tahun 2004 juga harus menjadikan pemilu yang bersih, jujur dan adil.
Untuk menunjang prinsip jujur, adil serta prinsip prinsip yang di tetapkan oleh IDEA ,idealnya seluruh proses pemilu harus dapat di verifikasi mulai dari proses pendaftaran hingga proses penghitungan suara hingga ke level TPS. Akan tetapi dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh Republik ini ,maka harus dibuat rencana yang realistis sesuai dengan kondisi saat ini.Dengan jumlah TPS akan mencapai 500.000 TPS di seluruh Indonesia, maka harus dibuat suatu strategi untuk dapat melaksanakan dan melaporkan hasil hasil pemilu hingga TPS.
Untuk melaporkan hasil pemilu yang dilakukan di TPS , idealnya dapat dilakukan di TPS secara lagsung dengan menggunakan berbagai fasilitas telekomunikasi yang ada. Apabila dilihat dari sebaran TPS dan kondisi geografis Indonesia yang kepulauan serta ketersediaan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia maka akan sangat sulit melaksanakan polaporan hasil pemilu secara langsung pada tingkat tps.
Hasil hasil Pemilu 2004 baik itu pemilihan anggota DPRD, DPR dan DPD serta pemilihan Presiden tahap Pertama dan Kedua akan dapat diketahui hingga ke tingkat TPS atau masing masing daerah pemilihan. Sehingga apabila terjadi kesalahan dalam proses pemilu akan dapat dikoreksi dengan cepat. Dalam menyampaikan hasil ke publik,selain menggunakan Internet sebagai sarana untuk mempublikasikan hasil hasil pemilu 2004 , masyarakat Indonesia juga dapat menggunakan berbagai fasilitas lainnya seperti SMS dan media lainnya seperti televisi/radio.
Fasilitas tersebut tersedia karena ada suatu aplikasi yang dinamakan OLAP (On Line Analytical Process).
Ini semua karena ada teknologi informasi yang dapat mempercepat suatu
proses dan juga dapat menunjang prinsip prinsip yang diajukan IDEA seperti transparant (transparan) , trust(percaya), sustanaibility (keberlanjutan) , accuracy (akurat/tepat) , security (aman), efficient (effisien) dan cost effectiveness.
Pentahapan Pemilu 2004
Pemilu ini dibagi menjadi maksimal tiga tahap (minimal dua tahap):
� Tahap pertama (atau pemilu legislatif”) adalah pemilu untuk memilih partai politik (untuk persyaratan pemilu presiden) dan anggotanya untuk dicalonkan menjadi anggota DPR, DPRD, dan DPD. Tahap pertama ini dilaksanakan pada 5 April 2004.
� Tahap kedua (atau pemilu presiden putaran pertama) adalah untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden secara langsung. Tahap kedua ini dilaksanakan pada 5 Juli 2004.
� Tahap ketiga (atau pemilu presiden putaran kedua) adalah babak terakhir yang dilaksanakan hanya apabila pada tahap kedua belum ada pasangan calon yang mendapatkan suara paling tidak 50 persen (Bila keadaannya demikian, dua pasangan calon yang mendapatkan suara terbanyak akan diikutsertakan pada Pemilu presiden putaran kedua). Akan tetapi, bila pada Pemilu presiden putaran pertama sudah ada pasangan calon yang mendapatkan suara lebih dari 50 persen, pasangan calon tersebut akan langsung diangkat menjadi presiden dan wakil presiden). Tahap ketiga ini dilaksanakan pada 20 September 2004.
Aturan Pemilu
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta Pemilihan Umum Anggota DPR 2004. Untuk dapat mengusulkan, partai politik atau gabungan partai politik harus memperoleh sekurang-kurangnya 5% suara suara secara nasional atau 3% kursi DPR. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari 50% dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Apabila tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Pendaftaran Pasangan Calon
Sebanyak 6 pasangan calon mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum1. K. H. Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim (dicalonkan oleh Partai Kebangkitan Bangsa)
2. Prof. Dr. H. M. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo (dicalonkan oleh Partai Amanat Nasional)
3. Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar, M.Sc. (dicalonkan oleh Partai Persatuan Pembangunan)
4. Hj. Megawati Soekarnoputri dan K. H. Ahmad Hasyim Muzadi (dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
5. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (dicalonkan oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia)
6. H. Wiranto, SH. dan Ir. H. Salahuddin Wahid (dicalonkan oleh Partai Golongan Karya)
Dari keenam pasangan calon tersebut, pasangan K. H. Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim tidak lolos karena berdasarkan tes kesehatan, Abdurrahman Wahid dinilai tidak memenuhi kesehatan.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Putaran Pertama
Pemilu putaran pertama diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004, dan diikuti oleh 5 pasangan calon. Berdasarkan hasil Pemilihan Umum yang diumumkan pada tanggal 26 Juli 2004, dari 153.320.544 orang pemilih terdaftar, 122.293.844 orang (79,76%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 119.656.868 suara (97,84%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut.Karena tidak ada satu pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka diselenggarakan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua, yakni SBY-JK dan Mega Hasyim.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Putaran Kedua
Pemilu putaran kedua diselenggarakan pada tanggal 20 September 2004, dan diikuti oleh 2 pasangan calon. Berdasarkan hasil Pemilihan Umum yang diumumkan pada tanggal 4 Oktober 2004, dari 150.644.184 orang pemilih terdaftar, 116.662.705 orang (77,44%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 114.257.054 suara (97,94%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut:Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Berdasarkan hasil Pemilihan Umum, pasangan calon Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih. Pelantikannya diselenggarakan pada tanggal 20 Oktober 2004 dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang juga dihadiri sejumlah pemimpin negara sahabat, yaitu: PM Australia John Howard, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, PM Timor Timur Mari Alkatiri, dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, serta 5 utusan-utusan negara lainnya. Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri tidak menghadiri acara pelantikan tersebut. Pada malam hari yang sama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan anggota kabinet yang baru, yaitu Kabinet Indonesia Bersatu.PEMILU INDONESIA TAHUN 2009
Pada tahun 2009 diadakan Pemilu ( Pemilihan Umum) di Indonesia. Tepatnya tanggal 8 Juli 2009. Untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden beserta semua lembaga pemerintahan. Berbagai Parpol mencalonkan wakilnya. Dan pemungutan suarapun dilakukan di seluruh daerah di seluruh Indonesia. Jumlah Parpol yang terdaftar lebih banyak dari Parpol yang ada pada Pemilu tahun 2004 ( 24 partai). Diantaranya:
1. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
2. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB).
3. Partai Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia.
4. Partai Peduli Rakyat Nasional.
5. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
6. Partai Barisan Nasional.
7. Partai Keadian dan Persatuan Indonesia (PKPI).
8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
9. Partai Amanat Nasional (PAN).
10. Partai Indonesia Baru.
11. Partai Kedaulatan.
12. Partai Persatuan.
13. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
14. Partai Pemuda Indonesia.
15. Partai Nasional Indonesia Marhaenis (PNI Marhaenis).
16. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP).
17. Partai Karya Perjuangan.
18. Partai Matahari Bangsa.
19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI).
20. Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PPDK).
21. Partai Republik Nusantara.
22. Partai Pelopor.
23. Partai Golongan Karya (Golkar).
24. Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
25. Partai Damai Sejahtera (PDS).
26. Partai Nasional Banteng Kerakyatan Indonesia.
27. Partai Bulan Bintang (PBB).
28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
29. Partai Bintang Reformasi (PBR).
30. Partai Patriot.
31. Partai Demokrat.
32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia.
33. Partai Indonesia Sejahtera.
34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU).
Peserta
Berdasarkan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008, pengajuan pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat 2009 yang memperoleh minimal 20% dari jumlah kursi DPR atau 25% dari jumlah suara sah nasional.Sebelum masa pemilihan umum dimulai, sejumlah tokoh nasional telah menyatakan untuk ikut mencalonkan atau menerima pencalonan diri sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2009-2014. Tokoh-tokoh tersebut antara lain ialah:
1. Susilo Bambang Yudhoyono dari Partai Demokrat (Presiden Indonesia yang sedang menjabat.
2. Muhammad Jusuf Kalla dari Partai Golkar (Wakil Presiden yang sedang menjabat).
3.Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dari PDIP.
4. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid dari PKB.
5. Mantan Ketua DPR Akbar Tandjung dari Partai Golkar.
6. Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.
7. Mantan Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra dari PBB.
8. Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng dari jalur independen.
9. Hamengkubuwono X dari Partai Golkar (Gubernur Yogyakarta yang sedang menjabat).
Pada kenyataannya, sampai dengan batas akhir masa pendaftaran pada 16 Mei 2009, hanya 3 bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendaftarkan keikutsertaannya kepada Komisi Pemilihan Umum. Pada 29 Mei 2009, ketiga bakal pasangan calon tersebut kemudian ditetapkan sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2009, dengan nomor urut yang ditetapkan keesokan harinya.
Berikut adalah nomor urut peserta:
1. Megawati Soekarnoputri – Prabowo Sugianto
2. Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono
3. Muhammad Jusuf Kalla – Wiranto
Dalam proses ini, KPU pun merinci kekayaan peserta di atas. Sebagai berikut:
- Megawati Soekarnoputri: Rp256.447.223.594
- Prabowo Sugianto: Rp1.579.376.223.359 dan US$7.572.916
· Boediono: Rp22.067.815.019 dan US$15.000
· Muhammad Jusuf Kalla: Rp314.530.794.307 dan US$25.668
· Wiranto: Rp81.748.591.938 dan US$378.625.
Pada awalnya Kampanye dijadwalkan pada tanggal 12 Juni – 4 Juli 2009, namun kemudian ada perubahan menjadi tanggal 2 Juni – 4 Juli 2009. kampanye ini diadakan dalam bentuk Rapat Umum dan Debat Calon. Materi kampanye meliputi visi, misi, dan program pasangan calon. Kampanye dalam bentuk rapat umum berlangsung selama 24 hari dalam 3 putaran, mulai dari 11 Juni hingga 4 Juli 2009. Pada setiap putaran, setiap pasangan calon mendapatkan jatah 8 kali rapat umum di setiap provinsi.
Visi Dan Misi
Berikut adalah Visi dan misi Calon PilPres 2009:1. Megawati – Prabowo
· Visi : "Gotong royong membangun kembali Indonesia raya yang berdaulat, bermartabat, adil, dan makmur"
· Misi :
v Menegakkan kedaulatan dan kepribadian bangsa yang bermartabat.
v Mewujudkan kesejahteraan sosial dengan memperkuat ekonomi kerakyatan.
v Menyelenggarakan pemerintahan yang tegas dan efektif.
2. SBY – Boediono
· Visi : "Terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan"
· Misi :
v Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera.
v Memperkuat pilar-pilar demokrasi.
v Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang.
3. JK – Wiranto
· Visi : "Indonesia yang adil, mandiri, dan bermartabat"
· Misi :
v Tercapainya ekonomi bangsa yang mandiri, berdaya saing, dan berkeadilan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
v Mewujudkan pemerintahan yang bersih, berwibawa, demokratis dengan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
v Mewujudkan kesejahteraan sosial, ketahanan budaya dan otonomi daerah yang sehat, efisien dan efektif untuk lebih memantapkan integrasi nasional yang lebih menjamin kebhinnekaan.
v Mewujudkan bangsa yang aman, tenteram dan damai dengan penegakan hukum dan hak asasi manusia.
v Mewujudkan Indonesia yang dihormati dan disegani oleh bangsa-bangsa lain dalam bidang ekonomi dan politik.
Debat calon presiden diselenggarakan sebanyak 3 kali, sedangkan debat calon wakil presiden diselenggarakan sebanyak 2 kali. Total alokasi waktu untuk setiap debat adalah 2 jam, dengan konten debat 90 menit yang terdiri dari pemaparan visi, misi, dan program calon selama 7 hingga 10 menit, pertanyaan oleh moderator dan jawaban calon selama 30 menit, pertanyaan oleh moderator dan jawaban calon serta tanggapan calon lain selama 30 menit, serta pernyataan penutup dari masing-masing calon selama 5 menit. Setiap debat diselenggarakan oleh stasiun televisi nasional yang telah ditentukan oleh KPU.
Hitung cepat dilakukan untuk mengetahui hasil Pilpres 2009 secara cepat. Hasilnya diketahui hanya beberapa jam setelah berakhirnya waktu pemungutan suara. Berikut adalah hasil hitung cepat pemungutan suara Pilpres 2009 yang dilakukan oleh beberapa lembaga, dimana seluruhnya menghasilkan SBY-Boediono sebagai pemenang dengan persentase suara sekitar 60%. Berikut adalah presentase hasil.
Pasangan calon terpilih adalah pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 50% dari jumlah suara dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia. Dalam hal tidak ada pasangan calon yang perolehan suaranya memenuhi persyaratan tersebut, 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali dalam pemilihan umum (putaran kedua). Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh oleh 2 pasangan calon, kedua pasangan calon tersebut dipilih kembali oleh rakyat dalam pemilihan umum. Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh oleh 3 pasangan calon atau lebih, penentuan peringkat pertama dan kedua dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang. Dalam hal perolehan suara terbanyak kedua dengan jumlah yang sama diperoleh oleh lebih dari 1 pasangan calon, penentuannya dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang.
Rekapitulasi hasil
Pada 25 April 2009, KPU menetapkan hasil rekapitulasi perolehan suara nasional Pilpres 2009 yang telah diselenggarakan pada 22 - 23 Juli 2009. Hasil Pilpres 2009 berdasarkan penetapan tersebut adalah sebagai berikut.Statistik:
· Jumlah suara sah: 121.504.481
· Jumlah suara tidak sah: 6.479.174
· Jumlah suara: 127.983.655
Setelah keluarnya putusan MK tersebut, pada 18 Agustus 2009, KPU menetapkan SBY-Boediono sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2009-2014. Penetapan ini kemudian diikuti dengan ucapan selamat dari para calon presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2009 lainnya. Dalam pidato penerimaannya, SBY mengatakan bahwa Megawati, Prabowo, JK, dan Wiranto sebagai putra-putri terbaik bangsa yang telah memberikan yang terbaik kepada demokrasi di Indonesia dan mengharapkan pengabdian mereka tidak akan mengenal batas akhir dan akan terus berlanjut.
BAB III
PEMILU DI INDIA
India merupakan negara terbesar di dunia yang melaksanakan demokrasi. Dan India juga mempunyai kedudukan istimewa dalam sejarah perjuangan kemerdekaan kita sebagai salah satu negara yang pertama sekali mengakui Indonesia sebagai negara bangsa segera setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Sebagaimana diketahui dalam pemilu di India baru-baru ini, aliansi demokrasi nasional pimpinan partai BJP (Bharatiya Janata Party) dan selama enam tahun memegang pimpinan parlemen dan pemerintahan secara mengejutkan telah ditumbangkan oleh partai Congress, partai yang sebelumnya selalu memimpin India sejak negara ini memperoleh kemerdekaannya. Menurut para analis, BJP dianggap kurang memperhatikan nasib masyarakat yang petani, masyarakat yang kurang mampu untuk keluar dari kemelaratan mereka, padahal mereka ini merupakan kelompok pemilih terbesar. Pemilih telah menjatuhkan suara mereka untuk menurunkan kepemimpinan BJP di dalam parlemen dan pemerintahan, dan partai Congress menggantikan kedudukannya.
Partai Congress dibawah pimpinan Sonia Gandhi, yang sampai setahun sebelum almarhum suaminya Rajiv Gandhi menjadi perdana menteri India tahun 1984 masih warga negara Italia itu, secara mengejutkan telah memenangkan pemilu. Partai Congress kembali berkuasa dengan bantuan partai komunis dan partai-partai daerah. Sonia Gandhi diberitakan tidak kenal lelah berkampanye malang melintang di seluruh wilayah India di 54 lokasi. Pimpinan partai Congress yang sebetulnya dikenal tidak banyak berbicara ini menyampaikan pesannya dalam berkampanye yang menyentuh permasalahan yang dirasakan masyarakat dan diabaikan oleh pemerintah pimpinan BJP. Sonia Gandhi mengingatkan mengenai bahaya fundamentalisme yang menumbuhkan perselisihan yang telah membawa banyak korban dipihak Islam maupun Hindu, masalah kekeringan, listrik, air bersih, dan pengangguran.
Kekalahan BJP, selain karena backlash dari kerusuhan antar agama beberapa waktu lalu. Pemerintah dengan pimpinannya dipersepsikan telah melaksanakan program dan kebijakan yang hanya berpihak kepada orang kaya dan kurang memperhatikan nasib kaum miskin. Majoritas pemilih rupanya tidak terbuai dengan kemajuan ekonomi India beberapa tahun terakhir yang telah mendekatkan perekonomian negara ini ke dalam jajaran ekonomi besar di dunia dibelakang RRC. Yang menikmati kemajuan India selama beberapa tahun dalam pemerintahan BJP hanya kalangan menengah ke atas dan dari daerah perkotaan. Sedangkan masyarakat yang mayoritasnya hidup dari pertaian dan mereka yang kurang mampu tidak menikmati hasil kemajuan ekonomi India yang mengesankan selama beberapa tahun terakhir.
Untuk mengamankan pemilu, lebih dari dua juta personel keamanan dikerahkan di seluruh negeri. Pemilu ini dilangsungkan di tengah kelesuan ekonomi yag sedang dihadapi India dan meningkatnya masalah keamanan domestik dan regional.
Lebih dari 700 juta warga India berhak untuk memilih dalam pemilu di negara demokrasi terbesar di dunia itu. Untuk tahap pertama saja, ada sekitar 143 juta pemilih yang terdaftar. Dari dua partai utama nasional, tak satu pun yang dianggap mampu meraih mayoritas suara dalam pemilu ini. Kedua partai itu adalah partai berkuasa, Congress dan partai nasionalis Hindu, Bharatiya Janata Party (BJP).
Hasil Pemilu 2006 di India
Partai-partai Sayap Kiri India dipastikan memegang suara terbanyak di pemilu India yang berakhir hari Kamis (11 May) lalu. Setelah semua perolehan suara dihitung, Partai Kongres tidak berhasil menunjukkan performanya yang terbaik dalam ujian pemilu terbesar sejak ia kembali berkuasa pada 2004. Secara keseluruhan, koalisi yang terdiri dari 24 partai, yakni United Progressive Alliance (UPA), yang dipimpin oleh Kongres telah menunjukkan performanya dengan baik. Berbagai persoalan kedaerahan telah mendiktekan pemilu di negara-negara bagian yang menyelenggarakan pemilu – Assam, Bengal Barat, Kerala, Pondicherry, dan Tamil Nadu – namun para analis menyebutkan bahwa pemilu yang melibatkan lebih dari 200 juta warga mengindikasikan preferensi kebijakan “pro-rakyat”.
Kekuatan Partai Komunis, partai yang sangat dipercaya oleh Partai Kongres untuk tetap berkuasa sebagai bagian dari Koalisi kepemerintahannya di Parlemen federal, telah mendapat dukungan kemenangan di bagian selatan negara bagian Kerala, dan juga menang dengan kelebihan suara yang amat banyak di Bengal Barat.
Front Kiri, sebuah koalisi yang terdiri dari 9 partai yang dipimpin oleh Partai Komunis India (Marxist) memimpin di 204 distrik di Bengal Barat. Di bagian selatan Kerala, yang memiliki tradisi untuk tidak memilih incumbent, Kongres dan sekutu daerahnya dipastikan dikalahkan dengan adanya arus yang mengikuti Front Kiri. Sedangkan partai oposisi India yang terkuat, Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata, memperoleh hasil yang tidak memuaskan.
Hasil keseluruhan dari pemilu memberikan kemenangan bagi United Progressive Alliance (UPA) sebagai satu kesatuan yang mempersatukan Kongres, Dravida Munnetra Kazhgam (DMK), dan Partai Komunis. Kelompok ini telah berhasil memenangkan pemilu kali ini dengan menggunakan landasan “pro-rakyat”. Ini adalah sebuah kebijakan yang didukung sepenuhnya oleh rakyat, dan bukan kebijakan neo-liberal.
Di sisi lain, Sonia Gandhi kembali terjun ke dunia politik dengan meraup hamper 80% suara dalam pemilu sela 11 Mei lalu. Petugas Komisi Pemilu menjelaskan bahwa Sonia menang dengan perolehan 417.800 suara dari pesaing kuatnya R.K. Chowdhury. Perolehan suara tersebut merupakan yang tertinggi dalam sejarah pemilu di India. R.K. Chowdhury yang merupakan Ketua Partai Samajwadi Janata (SJP) di Rae Bareli, negara bagian Uttar Pradesh, hanya meraih 57.000 suara. Jumlah suara untuk Sonia jauh lebih besar daripada yang dia peroleh pada pemilu 2004 lalu, saat berlangsungnya pemilu parlemen tingkat nasional. Saat itu ia hanya memperoleh 240.000 suara.
Pemilu Legislatif
Pemilu tahap terakhir kemarin digelar di tujuh wilayah, yaitu Tamil Nadu, Uttar Pradesh, West Bengal, Punjab, Uttarakhand, Himachal Pradesh, Jammu, serta Kashmir. Dua wilayah administratif, yaitu Chandigarh dan Pondicherry pun menggelar pemilu di saat bersamaan. Sebanyak 1.432 kandidat bertarung dalam pemilu legislatif di putaran terakhir.
Salah satu wilayah penting yang diperkirakan bakal menjadi penentu dalam pemerintahan nanti adalah Tamil Nadu. Wilayah ini bakal memiliki 39 wakil di parlemen. Lima pemerintahan terakhir bahkan selalu dibangun dengan menggaet partai pemenang di Tamil Nadu yang masih rawan dengan kerusuhan dan bentrokan. Tidak mengherankan bila masalah keamanan menjadi isu utama dalam pemilu di Tamil Nadu, yang berpenduduk 62 juta warga Tamil. Dari beberapa partai lokal yang bertarung di Tamil Nadu, Partai All India Anna Dravida Munnetra Kazagham (AIADMK) serta Dravida Munnetra Kazagham diprediksi akan bersaing ketat menjadi pemenang. Ketua Partai AIADMK J Jayalalithaa mengatakan, pihaknya sudah didekati partai-partai besar untuk bergabung dalam koalisi nanti.
Beberapa tokoh penting yang bertarung dalam pemilu kemarin adalah Menteri Dalam Negeri Palaniappan Chidambaram serta salah satu keturunan dinasti Gandhi, Varun Gandhi. Varun yang mewakili Partai Bharatiya Janata Party di Pilibhit, Uttar Pradesh menjadi sorotan setelah dalam salah satu pidatonya dia menyerang warga muslim.
Meski penghitungan suara baru akan dimulai Sabtu (16/5), koalisi pimpinan partai berkuasa --Partai Kongres-- diramalkan akan mengalahkan aliansi oposisi. Namun, tidak satu pun kelompok yang diperkirkan akan memenangkan suara parlemen mayoritas. Kini mereka akan berjuang membentuk aliansi baru untuk membentuk pemerintahan.
Hasil penghitungan cepat (quick count) yang dikeluarkan CVoter memperlihatkan aliansi sayap kiri pimpinan Kongres memenangkan 189-201 kursi dengan aliansi oposisi pimpinan BJP memenangkan 183-195 dari 543 kursi yang diperebutkan. Untuk memenangkan koalisi dibutuhkan 272 kursi sehingga memaksa Kongres dan BJP melakukan perburuan aliansi baru. Kendati pemilu kemarin ini dinilai relatif damai, beberapa insiden kekerasan tetap mewarnai hari pemungutan suara. Seorang aktivis di West Bengal dilaporkan terbunuh dalam sebuah kerusuhan yang melibatkan petugas pemilu hanya beberapa jam sebelum pemilu digelar. Sedikitnya 17 petugas pemilu terluka dalam bentrokan di Tamil Nadu. Di Jammu dan Kahsmir terjadi pemboikotan pemilu.
Selintas Pemilu India Jumlah pemilih: 714 juta Jumlah TPS : 828.804 Hari pemilu: 16, 23, 30 April 7, 13 May Penghitungan suara: 16 Mei |
Baik partai penguasa Partai Kongres Nasional ataupun Bharatiya Janata harus meminta dukungan partai lain untuk membentuk koalisi yang tangguh. Mereka minimal harus meraih 272 dari 543 kursi di parlemen. Karena itu, beberapa partai lokal diharapkan bisa memerankan peranan penting dalam pembentukan pemerintah mendatang.
Tahun lalu Partai Kongres Nasional pimpinan Perdana Menteri Manmohan Singh, yang sebelumnya didukung partai komunis, harus kehilangan dukungan karena mereka tidak setuju dengan persetujuan nuklir dengan Amerika Serikat.
Terdapat 3 cara pemilihan yang saya ketahui hingga saat ini, dimulai dari yang paling “primitif”: Dicontreng/dicoblos (Indonesia) – Offline EVM (India) – Online EVM[ (Amerika).
Indian Electronic Voting Machine
Adalah sebuah alat pemilih elektronik yang sudah digunakan India sejak pemilu 1982 (walaupun pada saat itu hanya digunakan pada 50 TPS saja). Pengembangan dan pembuatan alat ini dikerjakan oleh 2 perusahaan yang dimiliki oleh Departemen Pertahanan dengan menggunakan chip yang dibuat di Jepang. Dengan jumlah 1800 ribu-an TPS, saat ini India telah memiliki 1.368.430 buah EVM. Pada pemilu 2004 untuk pertama kalinya seluruh TPS di India menggunakan teknologi EVM ini.Alat ini terdiri dari 2 bagian, yaitu: Control Unit dan Voting/Balloting Unit. Keduanya dihubungkan dengan kabel data sepanjang 5 meter. Setiap control unit dapat dihubungkan dengan maksimal 4 voting unit. Control unit digunakan oleh petugas pemilihan yang memiliki 3 tombol yaitu:
- Tombol Ballot, berfungsi untuk mengaktifkan tombol pemilihan pada voting unit dan memastikan pemilihan hanya dilakukan sekali. Fungsinya persis seperti jungkat-jungkit yang harus ditekan bergantian antara control unit dan voting unit.
- Tombol Total, berfungsi melihat total pemilihan di alat EVM.
- Tombol Close, berfungsi untuk menutup atau mengakhiri proses pemilihan.
Mesin EVM yang dilengkapi dengan baterai 6V ini maksimal dapat menampung 3840 suara. 1 buah alat EVM (1 unit control unit, 1 unit voting unit dan 1 baterai) pada saat dibuat (sekitar 1989-1990) adalah Rs 5.550 atau sekitar Rp 1,2 juta (kurs 2009).
Pada gambar di bawah, di sisi kiri adalah control unit dan kanan adalah voting unit.
Untuk faktor keamanan EVM ini dilengkapi dengan chip yang tidak dapat dibuka (tamper) atau ditulis ulang tanpa harus merusaknya. Chip disegel sejak diimport dari Jepang. Baterai hanya digunakan pada saat alat digunakan saja, dan memori dapat menyimpan hingga 10 tahun.
Ketika pemilihan selesai alat ini dikirimkan ke pusat penghitungan suara. Ada satu tombol (disegel) yang langsung mengeluarkan hasil penghitungan suara. Hasil akhir perhitungan suara dapat diumumkan dalam waktu rata-rata 2-3 jam, dibandingkan 30-40 jam pemilihan dengan kertas (mencontreng/mencoblos)
Kesimpulan
- Jumlah penduduk India adalah ke-2 terbesar di dunia yaitu sekitar 1,2 milyar, sedang Indonesia ada di urutan ke-4 yaitu sekitar 230 juta.
- Partainya pun tidak sebanyak di Indonesia. Makin banyak partai, makin banyak uang rakyat yang terbuang sia-sia.
- Teknologi EVM digunakan di India sejak 1982, sementara baru pada 2009 Indonesia menggunakan teknologi ICR. Secara teknologi EVM lebih menjawab dan terbaik untuk pelaksanaan pemilu dibanding ICR. Selain itu EVM lebih baik dalam hal keakuratan dan kecepatan proses perhitungan.
- Tingkat kesalahan (invalid votes) pada pemilu India 2004 antara 0,01 – 0,44%. Beberapa provinsi dapat mencapai 0% (no invalid votes).
- Dengan EVM biaya penyelenggaraan pemilu dapat ditekan. India yang hanya mengeluarkan biaya Rp 3.500 per pemilih, sedang Indonesia Rp 128.000 per pemilih.
- Dengan jumlah pemilih hampir 4 kali Indonesia, India hanya memerlukan maksimal 32 hari (dihitung sejak pemilihan/fase pertama) 16 April – 16 Mei (hari pengumuman hasil perhitungan). Di fase terakhir (ke-5) yang diadakan di 9 provinsi/state malah hanya butuh waktu 3 hari saja (13 – 16 Mei).
Hingga tanggal 24 April 2009 – 24-04-2009 17:10:27 WIB (15 hari setelah pelaksanaan) data TPS yang masuk menurut website Pusat Tabulasi Pemilu Nasional baru mencapai 74.598. Atau baru sekitar 14,4% total TPS. - Pemilu dengan EVM jauh lebih “Hijau” atau menjadi sebuah “Green Election” dikarenakan berkurangnya penggunaan kertas.
BAB IV
PENUTUPAN
Demikian hasil laporan kami mengenai Pemilu di Negara Indonesia dan di Negara India. Kami harap pembuatan Laporan ini membawa manfaat. Baik bagi pembaca maupun bagi Negara kita Indonesia. Karena secara langsung laporan ini menjelaskan tentang seluk-beluk pemilu di dua negara berbeda.
Barangkali pertimbangan terpenting bagi para bapak pendiri Republik ini dan para pengganti mereka yang menjalankan pemerintahan adalah memastikan bahwa warisan multi agama, multi budaya dan multi bahasa di negeri ini harus dipertahankan. Penyusunan UUD itu tentu didasarkan pada pertimbangan bahwa pada masa perjuangan kemerdekaan dulu nilai-nilai warisan kemajemukan telah terpelihara dengan baik di kalangan pejuang pria dan wanita yang terlibat perang anti-kolonial.
Pelajaran yang dapat dipetik adalah bahwa dalam kedua pemilu ini pemilih telah menggunakan hak suara mereka sesuai aturan main demokrasi. Dalam kedua pemilu ini pemilih telah menampik apa yang mereka persepsikan tidak atau kurang baik bagi mereka. Kurang lebihnya dari sistem setiap negara dapat kita petik manfaatnya.
-----------------------------------SELESAI---------------------------------
0 komentar:
Posting Komentar